Home
- . File Baru -> Korektor Kita Versi Massal , Absensi Guru Digital , Absensi Siswa , Buku Induk V2 , Program Konter Pulsa (Untuk Agen Pulsa) , Link Penting -> Daftar dan Dapatkan Penghasilan , Pasang Iklan Link Di Sini
Pengumuman!!!
Untuk sementara admin tidak melayani jasa pembuatan file / program dalam bentuk EXCEL (pada hari-hari sekolah). Karena admin sedang berkonsentrasi menuju UN 2014. Terimakasih atas perhatiannya!
Pengumuman!!!
Untuk sementara admin tidak melayani jasa pembuatan file / program dalam bentuk EXCEL (pada hari-hari sekolah). Karena admin sedang berkonsentrasi menuju UN 2014. Terimakasih atas perhatiannya!
Oleh : Ridho Maulana (SMAN 1 Pati X-9)
“Apa
kamu serius Sya mau pindah ke Sumatra ? Kamu tega mau ninggalin aku”
“Maafin aku Rif, tapi
aku benar-benar mau pergi.”
Kesedihan
terpancar dari mukaku ketika aku melihat kepergian Alisya dari hadapanku,
dengan menggunakan mobil warna merahnya. Saat itu aku tak menyangka bahwa orang
yang selama ini selalu ada untukku akan pergi meninggalkanku.
Sudah satu
tahun terasa Alisya pergi dari hadapanku, dan sejak itu pula aku menjadi
seseorang yang pendiam, setiap malam kerjaanku hanya mengurung diri dikamar
sambil melamun dan membayangkan saat-saat dimana aku menghabiskan waktu yang
indah bersama Alisya.
FLASH BACK
Saat itu
aku masih 15 tahun dan aku duduk di kelas 1 SMA, hari itu tidak akan pernah aku
lupakan ketika aku jadian dengan Alisya.
Aku sudah
mengenal Alisya dengan baik sejak kecil, karena sejak kami lahir rumah kami
memang sudah bersebelahan. Sejak kecil kami selalu pergi bersama, hingga teman-teman disekolah memanggil
kami sahabat kembar, aku tidak tahu sejak kapan dan dari mana teman-teman kami memberi julukan itu
kepada kami, tapi yang jelas julukan itu sudah
ada sejak kami kelas 1 SD hingga sekarang, dan kami
menyukai julukan tersebut.
Pagi
itu suasana terlihat mendung,
“Sya,
Alisya?” teriakku didepan rumahnya.
“Ada
apa?” jawabnya dari jendela.
“Cepetan
keluar, aku mau ngajakin kamu ke rumah Bella.”
“Mau
ngapain kesana?”
“Udah
cepetan gak usah bawel!”
Dia
keluar rumah dan menghampiriku, dan saat itu aku sudah tidak sabar untuk
menunjukan sesuatu yang telah aku persiapkan sebelumnya. Dengan menggunakan
motor matic berwarna unguku, aku membawa Alisya sang putri idamanku ke sebuah
taman.
Dalam
perjalanan, aku yang biasanya cerewet dan banyak gerak ketika itu terlihat
pucat dan gugup. Perasaanku seperti tak menentu, antara perasaan senang, gak
sabar, dan takut bercampur jadi satu. Akupun tak mengeluarkan sepatah kata saat
perjalanan tersebut karena takut akan hal yang tidak aku inginkan terjadi.
“Kamu
kenapa Ky, kok gak kayak biasanya?” tanya Alisya penasaran.
Saat
itu aku gugup untuk berkata dan hanya menggelengkan kepala. Terlihat dari kaca
spion bahwa si Alisya juga ikut bingung karena perubahan sikapku yang tak
seperti biasanya.
Tidak
lama kemudian, kami telah sampai di tujuanku. Saat aku berhenti di sebuah taman
serentak dia bertanya dengan sedikit kesal terlihat dimukanya.
“Kenapa berhenti Ky? Katanya mau ke rumah
Bella? Tingkahmu hari ini benar-benar membuatku bingung.”
“Lihat
ke belakang Sya.” Jawabku santai.
Dia
terlihat terkejut ketika dia memalingkan badannya ke arah belakang, dan melihat
taman indah dengan rangkaian bunga mawar yang dirangkai sedemikian rupa hingga
tertulis I LOVE U di tengah taman itu, yang telah kupersiapkan sebelumnya.
“Haah?
Apa ini Ky?”
“Hih
dodol, masak kamu nggak ngerti sih apa maksudku?” jawabku sambil mencubit
pipinya.
“Serius
aku nggak ngerti Ky.”
“Iya
uda aku jelasin yah, Sya aku itu sayang sama kamu.”
“Terus?”
“Ah
kamu lola ya, kamu mau nggak jadi pacarku?” tanyaku serius.
“Emmhh,
mau nggak ya? (selang lama) aku mau Ky.” Jawabnya dengan pasti
“Serius
Sya?”
“Iya
Rifkyku sayang.” jawaban yang tak pernah aku duga.
Ketika
kami akan meninggalkan taman seketika itu pula hujan turun dengan derasnya
seakan tidak memperbolehkan kami untuk meninggalkan tempat tersebut. Dan saat
itu kami mencari tempat berteduh di taman itu, kemudian kami menuju salah satu
gazebo yang ada di taman tersebut.
Hujan
tak kunjung reda sehingga kami pun cukup lama di tempat itu. Dan dengan spontan
tiba-tiba aku menyanyikan sebuah lagu
yang menggambarkan betapa bahagianya perasaanku saat itu. Suasana tercipta
sangat damai dan romantis seketika itu.
Tepat
tanggal 9, bulan ke sembilan, tahun 2009 dan juga pukul 09.00 aku jadian sama
Alisya. Dan hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunku yang ke 15, sehingga
semuanya terasa spesial saat itu. Aku tidak akan pernah melupakan satu
detik pun kenangan indah bersamanya saat itu. Semenjak
hari itu hidupku terasa berbeda dan menjadi lebih indah, aku selalu berusaha untuk membuat Alisya tersenyum ketika
bersamaku, setiap pagi kami pun selalu berangkat
sekolah bersama dengan menggunakan sepeda unta milikku, serasa dunia milik
berdua saat itu dan yang lainnya itu cuma ngontrak, menurut bahasa pepatah
zaman sekarang. Sering kali juga aku diberi sarapan pagi berupa sup yang dibuatkan
khusus oleh Alisya untukku.
Satu tahun setelah kami berpacaran aku terkejut ketika Alisya berkata padaku
bahwa dia akan pindah ke Sumatra untuk
melanjutkan sekolah disana, saat itu kami sedang makan di kantin sekolah, dia
menatapku seakan tidak ingin memalingkan pandangannya dari
wajahku. Tak seperti biasanya dimana kami ketika berada di
kantin selalu bercanda gurau bersama tetapi waktu itu wajah Alisya seakan
berkata ingin berbicara tentang hal serius kepadaku.
“Ky?”
panggil Alisya.
“Kenapa
Sya?” jawabku sambil tersenyum.
“Gimana
kalau misalnya aku pergi jauh ninggalin kamu, apa kamu akan kangen sama
aku? tanya Alisya serius.
“Maksud
kamu apa sya? Kamu mau ninggalin aku?”
“Ky,
mulai besok ayahku akan pindah tugas ke Sumatra, itu perintah dari atasannya.”
“Kamu
serius Sya? Jangan bercanda deh! Gak lucu ah.” tanyaku takut.
“Apa
mukaku keliatan bercanda Ky?”
Pada saat itu aku tidak sanggup menjawab petanyaan dari Alisya, aku hanya bisa
terdiam dan termenung. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari hadapannya saat
itu untuk menenangkan diri sejenak. Alisya memanggilku dan mengejarku namun aku
tetap tidak mau berhenti. Dan aku menuju ke halaman belakang sekolah untuk
berdiam diri sejenak disana.
“Kamu
kenapa Rif? Dicariin dari tadi ee malah ritual sendiri disini. Di kelas udah
ada gurunya tau’.” ujar Andre.
“Gakpapa
Ndre, aku cuma mau nenangin diri sejenak. Kamu masuk kelas dulu aja.” jawabku
gelisah.
“Kamu
nggak seperti biasanya? Punya masalah Rif?”
“Nggak
ada apa-apa kok.”
“Nggak
ada apa-apa kok kamu menyendiri di sini dan muka kamu juga kusut gitu?“
Andre
bingung kenapa aku bersikap seperti itu, pada saat itu Alisya datang dan menjelaskan
semua pada Andre. Alisya menyuruh Andre untuk meninggalkan kami berdua disini. Alisya
meminta maaf kepadaku tentang masalah di kantin tadi, aku yang sedang emosi dan
masih belum bisa menerima kenyataan itu akhirnya menyuruh Alisya meninggalkanku
disini. Dan keesokan harinya, Alisya dan keluarganya benar-benar serius pindah
ke Sumatra.
Usiaku
kini telah menginjak 17 tahun, sejak kepergian Alisya dia tidak pernah ada kabar
sama sekali, apa mungkin Alisya sudah melupakanku? Aku tidak pernah tahu
sekarang dia tinggal dimana.
Disaat
aku sedang asyik melamun dan melihat bintang-bintang dilangit tiba-tiba
seseorang mengagetkanku dari belakang.
“Hey!”
tegur Kevin.
“Eh
Vin, kamu ngagetin aja, sama siapa kesini?” jawabku.
“Sama
geng kita dong Rif, mereka stay di ruang tamu, tadi mamahmu nyuruh aku
masuk ke kamarmu buat manggil kamu”
“Oh,
suruh aja kesini, aku lagi males keluar kamar nih“
“Kamu itu
kapan Rif nggak males, selalu jawab kayak gitu, sudahlah kamu
jangan mikirin Alisya terus, pikirin tuh si Angel, kurang apa
si dia? Dia itu baik, perhatian sama kamu, tapi kenapa kamu gak pernah mau
nanggepin dia?”
“Masalahnya
tuh aku belum bisa buka hati buat cewek lain Vin”
“Kapan kamu
bisa lupa sama Alisya kalau kamu setiap
hari cuma ngurung diri dikamar dan enggak pernah mau bergaul di luar rumah”
sahut Kevin..
“Bener itu
yang di bilang sama Kevin Rif.” timpal Zaky
“Kalian
ini, bisa aja kalau ngomong. Saat ini belum waktunya untuk buka hati
buat cewek laen tau.”
“Sampai
kapan lagi sih kamu mau ngarepin harapan yang tak jelas itu? Setiap ada cewek
yang deketin kamu, kamu selalu bilang kalau masih belum bisa membuka hati untuk
seseorang lagi.” Bentak Andre.
“(selang
lama) Kamu bener Ndre, aku bodoh ternyata ya. Padahal Alisya gak pernah
minta aku untuk nungguin dia yah?” ucapku sedih.
“Tapi
Ndre, mungkin gak ya Alisya itu kembali kesini lagi?” tanyaku berharap.
“Itu
gak mungkin Rif, kalau dia memang bakal kembali kesini lagi dia pasti bakalan
bilang sama kamu sebelum dia pergi?” kata Andre menasehatiku.
Malam
ini teman-temanku menginap dirumahku, ketika kami sedang asyik mengobrol dan bermain
dikamarku. Tiba-tiba handphoneku berbunyi, aku tidak tahu siapa yang menelepon
dan aku langsung mengangkatnya.
“Halo,
dengan siapa ya?” tanyaku pada orang tersebut.
Setelah
lama aku menunggu dan orang tersebut tidak menjawab sapaanku, aku mengulanginya
lagi.
“Siapa
ini?”
Karena
lama tidak menjawab akhirnya aku matikan teleponnya.
“Siapa
Rif yang menelpon?” tanya Andre.
“Gak
tahu Ndre, sama dia enggak ada jawaban, mungkin SB.” jawabku meledek.
“Apa
itu SB Rif?”
“Salah
sambung,” jawabku tersenyum.
Tidak
lama kemudian nomer yang tadi menelepon lagi, kali ini aku berikan HPku kepada
Andre, aku menyuruh Andre untuk mengangkatnya. Namun Andre tidak mau, akhirnya
Zaky menawarkan diri untuk mengangkatnya.
“Halo,
ini siapa ya?” tanya Zaky sokimut gitu.
“Bisakah
aku bicara dengan Rifky?” jawab penelepon itu.
“Bisa,
memangnya ini siapa?” tanya Zaky kembali.
“Ini
temannya.” kembali penelepon itu menjawab.
Kemudian
Zaky memberikan HP itu kepadaku, namun disaat aku bertanya kepada penelepon itu,
dia hanya diam saja dan tidak mau menjawab pertanyaanku sama sekali, aku jadi
sedikit kesal dengan orang itu dan aku mematikan teleponnya lalu menon-aktifkan
HPku dan menaruhnya di atas meja.
“Kenapa
Rif? Tanya Kevin
“Gila
memang penelepon itu, dari tadi aku ngomong enggak dijawab sama sekali, memangnya
tadi itu siapa si Zak?” tanyaku pada Zaky
“Aku
gak tahu Rif, dia cuma bilang kalau dia itu temen kamu.” jawab Zaky bingung
“Cewek
apa cowok?”
“Dari
suaranya sih cewek Rif.”
“Alah
sudahlah lupain saja, aku ngantuk mau tidur. Kalian udah ngantuk belum? Udah
jam 11 loh.”
“Kalian
tidur duluan aja kalau sudah ngantuk, aku mau chatting-an dulu sama pacarku,
boleh aku pinjem HP kamu Rif?” kata Zaky.
“Boleh,
ambil tuh diatas meja.”
Mentari
pagi mulai menampakkan diri dan menggantikan bulan menghiasi langit. Terdengar
dari luar kamarku suara ibu membangunkanku dan sahabat-sahabatku, tak lama
kemudian aku terbangun dan membuka pintu menghampiri ibuku yang sedang berdiri
di depan pintu kamar.
“Hari
ini kamu libur sekolah kan, kamu jaga rumah ya? Ibu dan Ayah mau pergi
menjenguk pamanmu di rumah sakit, tadi malam paman masuk rumah sakit” kata ibu.
“Iya
Bu, hati-hati ya. Masih pagi kok buru-buru pergi?” Jawabku kepada ibu.
“Tidak
apa-apa Ky, kasihan bude sendirian nemenin paman di rumah sakit, ibu sudah
siapkan sarapan untuk kalian di meja makan.”
“Iya
Bu.”
“Tante
pergi dulu ya, tante titip Rifky.” kata ibu pada teman-temanku.
“Iya
Tante,” jawab semuanya serentak.
Aku
berjalan di belakang ibu mengantarnya sampai di depan pintu rumah, pada saat
aku berdiri di depan rumah aku tiba-tiba ingat dengan Alisya, aku rindu dengan
dia, aku berharap pagi ini akan ada semangkok sup yang dibuatkannya khusus
untukku, namun itu hanya angan-angan yang tidak mungkin akan terwujud. Aku
menutup pintu rumah lalu masuk ke dalam kamar dan menemui sahabat-sahabatku
yang sedang berbaring di atas tempat tidur, aku melihat keluar jendela, aku
ingat masa-masa dulu ketika Alisya masih disini bersamaku. Cuaca hari ini
benar-benar persis ketika aku jadian dengan Alisya dulu, mendung dan tenang,
aku melihat keluar jendela dan melihat langit, aku harap hari ini akan turun
hujan. Besok adalah 2 tahun aku jadian sama Alisya, apa dia masih ingat tanggal
itu? Tanyaku dalam hati dan tanpa aku sadar aku telah meneteskan air mata.
“Rif,
kamu kenapa?” tanya sahabat-sahabatku.
“Aku
ingat sama Alisya, hari ini mirip banget sama hari dimana aku jadian sama dia”
jawabku sedih.
“Rif,
kita yakin Alisya disana juga masih ingat kalau besok adalah 2 tahun kalian
jadian” ucap Zaky sambil mengelus punggungku.
“Kamu
tahu dari mana kalau dia inget tentang besok” tanyaku penasaran.
“Firasatku
bilang kayak gitu Rif. Oh iya, tadi malam Angel sms aku, dia bilang hari ini
ingin ngajakin kamu maen, kamu mau gak Rif?”
“Udah
mau aja Rif, buat menghibur diri kamu yang lagi sedih” sahut Kevin.
“Iya
Rif bener tuh, buat apa nolak ajakan cewek secantik Angel rugi tau.” timpal
Andre.
“Iya bilang
aja sama Angel nanti jam 11 aku jemput” jawabku.
“Kamu
serius mau Rif?”
“Iya Zak,
mau. Tapi kalian jagain rumahku ya, jangan pergi kemana-kemana.”
“Oke
siap beb.”
Mungkin
memang benar kata sahabat-sahabatku kalau aku itu butuh refreshing agar bisa
menenangkan pikiran dan melupakan semua masalah yang ada dalam hidupku, aku
harus bisa membuka diri untuk perempuan lain. Jam menunjukkan pukul 6.30 tepat,
aku dan sahabat-sahabatku pergi ke dapur untuk sarapan pagi, ibu memasak semur
jamur kesukaanku dan Alisya semasa kami masih duduk di bangku SMP dulu, aku
hanya tersenyum melihat masakan itu. Setelah selesai sarapan kami langsung
membereskan rumah dan setelah itu kami main PS di ruang keluarga, ketika kami
sedang asyik main PS, HP Zaky berbunyi dan ia pergi menjauh dari kami untuk
mengangkat telepon seakan tidak mau kami tahu siapa yang menelponnya. Zaky
membuka pintu depan rumah dan keluar, tidak lama kemudian Zaky masuk kembali
kedalam rumah, dan kembali menonton tv bersama kami lagi.
Tidak
terasa jam kini telah menunjukkan pukul 10.15, kemudian aku bersiap-siap untuk
pergi jalan-jalan bersama Angel.
“Good
luck ya friend.” Kata Zaky dengan tersenyum ke arahku.
“Oke
Zak.” Jawabku.
Zaky
tersenyum melihat kearahku, aku tidak ingin membuat sahabat-sahabatku selalu ikut
sedih jika mereka melihat keadaanku yang seperti ini terus, aku ingin membuat
mereka semua bahagia, setelah aku selesai menyiapkan semuanya. Aku berdiri di
depan kaca dan berkata
“Aku harus bisa membahagiakan semua orang yang sayang sama aku.”
“Aku harus bisa membahagiakan semua orang yang sayang sama aku.”
Kemudian
aku berjalan menuju ruang keluarga dimana sahabat-sahabatku sedang asyik
bermain PS, aku menghampiri mereka dan tersenyum lalu berkata.
“Doa’in
sukses ya.”
“Doaku
selalu untukmu friend, sukses ya sama Angelnya dan dapatkan bahagiamu kembali.”
Jawab Zaky.
Saat
aku membuka pintu, begitu terkejutnya aku ketika melihat semangkok sup tersedia
rapi di meja depan rumahku. Aku gelisah dan mengambil sup itu, aku kembali lagi
masuk ke dalam ruang keluarga, didepan Zaky, Andre, dan Kevin aku menunjukkan sup
itu ke arah mereka, rinduku yang selama ini aku pendam di dalam hati
benar-benar tidak bisa aku simpan lagi, sup ini benar-benar sama persis dengan
sup yang selalu dibuatkan oleh Alisya kepada setiap pagi. Sahabat-sahabatpun
tersenyum sedih seakan mereka juga ikut merasakan apa yang saat ini kurasakan.
“Siapa
orang yang menaruh sup ini dimeja depan rumah?” tanyaku sedih.
Tidak
ada yang menjawab pertanyaanku tersebut, aku mencoba menahan air mataku yang
hendak keluar. Seketika itu pukul menunjukan 10.50, sudah saatnya aku menjemput
Angel, aku pun bergegas pergi karena tak ingin menghancurkan rencana ini.
Rumah
Angel hanya berjarak 5 kompleks dari rumahku jadi tidak membutuhkan waktu
terlalu lama untuk kesana, sesampai disana aku melihat Angel sudah bersiap
didepan rumahnya, aku masih penasaran dengan kejadian tadi dan menanyakannya pada
Angel.
“Ngel
apakah kamu tadi sempat kerumahku dan menaruh semangkok sup di depan rumahku?”
tanyaku dengan penuh tanda tanya di dalam hati.
“Bukan
Rif, memangnya kenapa?” balik Angel mengajukan pertanyaan.
“Gak
apa-apa kok Ngel, udah lupain aja, kamu mau ngajak aku kemana?”
“Oh...
udah kamu ikut aja, nanti kamu bakal tau sendiri”
“Iya
udah ayok naik”
Aku
hanya menuruti kata-kata Angel sebagai pengatur dan pengarah jalan, ketika aku
seperti kehilangan ide karena masih bingung dengan kejadian tadi. Begitu lama
kami menelusuri jalan yang entah kemana Angel mengaturku, 2 jam perjalanan
akhirnya Angel menyuruhku untuk berhenti disebuah Rumah Sakit swasta yang bisa
di bilang Rumah Sakit exclusive, aku tidak mengerti kenapa Angel mengajakku
kesini. Angel mengajakku memasuki rumah sakit dan melangkah melalui
koridor-koridor rumah sakit tersebut, aku membaca di atas dinding tertulis
ruang penyakit kanker dan kami berhenti di salah satu ruang bernama ruang mawar
nomer 13, aku semakin bingung dengan Angel, apa yang sebenarnya akan Angel
tunjukkan kepadaku, aku menarik tangan Angel ketika ia hendak membuka pintu
ruang kamar tersebut, Angel menoleh dan tersenyum ke arahku. Ketika Angel
membuka pintu ruang kamar tersebut dia menyuruhku untuk masuk duluan ke dalam,
aku hanya menurut dengan perintah Angel, aku kaget ketika melihat kedua orang
tuaku ada di dalamnya, dan disitu juga aku melihat orang tua Alisya, aku semakin
bingung dengan keadaan ini. Ketika aku melihat ke sudut kamar yang lebar itu
aku melihat seorang perempuan terbaring tak berdaya di atas tempat tidur, aku
seperti tidak asing dengan perempuan itu tapi siapa aku belum tau pasti, aku
mencoba mendekatinya dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dan mengetahui
siapa perempuan yang ada di atas tempat tidur itu, ternyata perempuan itu
adalah Alisya orang yang selama ini aku tunggu-tunggu kedatangannya. Tanpa basa-basi
aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat, aku menangis dan masih belum mengerti
dengan semua ini, namun Alisya hanya tersenyum melihatku.
“Sya,
aku kangen banget sama kamu, kenapa kamu gak pernah kasih aku kabar? Apa kamu
udah lupa sama aku? ” tanyaku dengan rasa rindu yang sudah memuncak.
“Aku
juga kangen sama kamu bawel, kamu apa kabar? Tambah ganteng aja sekarang, aku
gak mungkin Ky lupa sama kamu” jawab Alisya.
“Terus
kenapa kamu gak kasih aku kabar? Kamu bilang kamu ke Sumatra, tapi kok masih
disini?”
Semua
orang diruangan itu keluar meninggalkan aku dan Alisya berdua, Alisya pun mulai
menjelaskan semua yang terjadi kepadaku dan betapa terkejutnya aku ketika ia
bilang bahwa ia menderita penyakit leukimia stadium akhir, aku menangis di
depan Alisya dan dia menyuruhku agar tidak menangis karena itu hanya akan
membuatnya bersedih.
“Kamu
bohong kan Sya? Kamu enggak serius kan?” tanyaku memastikan semua perkataannya.
“Enggak
Rif, aku serius, kamu dari dulu enggak pernah berubah ya, selalu aja enggak
pernah mau percaya sama aku”
“Gimana
aku bisa percaya jika semua ini terjadi sama kamu Sya.”
“Selama
1 tahun ini aku selalu memperhatikan perkembanganmu, aku sedih ketika mendengar
dari ayah sama ibu kamu kalau kamu sekarang menjadi lelaki yang pendiam Rif,
dulu waktu aku pertama kali mendengar kalau aku menderita penyakit leukimia aku
sama kayak kamu Rif, aku syok banget, makannya aku memutuskan untuk pergi
meninggalkan mu agar kamu tidak terlalu menderita dengan penyakitku ini. Cukup
aku aja yang menderita Rif, dokter bilang umur aku sudah tidak lama lagi Rif.”
Aku
mengerti dengan sifat Alisya dan semua yang dia pikirkan, aku tidak ingin
membuatnya semakin sedih karena melihatku menangis, aku ingin membuat hari-hari
terakhir Alisya menjadi lebih indah.
Zaky,
Andre, dan Kevin masuk ke dalam ruang dimana aku dan Alisya berada di dalamnya,
mereka mengejutkanku, Zaky menjelaskan semuanya kepadaku bahwa orang yang meneleponku
tadi malam itu adalah Alisya, semangkok sup itu juga dari Alisya, dari tadi
malam ternyata Alisya, Zaky, dan Angel sudah menyiapkan semua ini untukku.
Andre,
Kevin dan aku terkejut mendengar semua ini.
“Rif,
aku pengen pergi ke taman dimana kita dulu jadian,” pinta Alisya.
“Iya
Sya, aku akan bawa kamu kesana” jawabku.
Ayah
Alisya dan ayahku memapah Alisya masuk ke dalam mobil sedangkan aku membawakan
kursi roda untuk Alisya, badan Alisya terlihat begitu kurus dan lemah, aku
sangat sedih melihat penderitaan yang di hadapi oleh Alisya, namun aku hanya
dapat tersenyum untuk menghiburnya. Tak lama kemudian kami sampai di taman, aku
mendorong Alisya menggunakan kursi roda, ketika aku akan mendorong kursi roda,
Alisya memegang tanganku dan menyuruh Angel yang mendorong kursi roda Alisya,
seluruh keluargaku dan keluarga Alisya serta sahabat-sahabatku melihat kami
bertiga dengan tersenyum. Alisya meminta Angel membawanya ke gazebo yang dulu
aku gunakan untuk berteduh dari hujan dengan Alisya. Disana Angel meninggalkan
kami berdua, Alisya menyanyikan lagu yang dulu pernah kita nyanyikan berdua ditaman
ini, aku hanya bisa menangis, kemudian Alisya menghapus air mata yang mengalir
dipipiku dengan kedua tangan.
“Aku
tidak mau melihat air matamu Rif.” kata Alisya
Setelah
lama kami mengobrol disana Alisya menyuruhku untuk memanggil Angel, aku pergi
meninggalkan Alisya untuk mencari Angel, saat aku sudah bertemu dengan Angel,
aku memeluknya lalu menangis didalam dekapan Angel.
“Aku
gak kuat ngadepin semua ini Ngel, aku sudah lama nungguin Alisya kembali sama
aku, tapi kenapa disaat Alisya kembali semuanya menjadi seperti ini Ngel?”
ucapku sambil menangis di dalam pelukan Angel.
“Udah
Rif, kamu yang sabar aja ya, semua ini sudah ada yang mengaturnya.” jawab
Angel.
Angel
melepaskanku dari pelukannya dan mengajakku untuk menemui Alisya, dari kejauhan
aku melihat Alisya meneteskan air mata, namun Alisya langsung megusap air
matanya seakan ia tidak ingin aku dan Angel melihat kesedihan yang terpancar di
raut mukanya.
“Ngel,
apa kamu mau nggantiin aku mendampingi Rifky setelah aku pergi nanti?” pinta
Alisya kepada Angel.
“Kamu
itu ngomong apa Sya, aku yakin kamu akan sembuh.” jawab Angel.
“Enggak
Ngel, aku gak akan sembuh, kamu adalah satu-satunya orang yang berhak dan
pantas menjaga Rifky, Ngel. Bukan aku, tapi kamu Ngel, aku serahin semua sama
kamu, aku yakin kamu bisa gantiin aku menjaga Rifky, jawab Alisya pada Angel.
“Rif,
aku sayang sama kamu, aku harap kamu bisa hidup bahagia dengan Angel tanpa aku
disisi kamu lagi.” kata Alisya padaku.
Aku
hanya bisa menangis mendengar semua itu, Alisya menarik tangan Angel dan
menaruhnya di atas tanganku seakan ia ingin agar aku bersama dengan Angel, pada
saat itu tangan Alisya yang sedang menggenggam tanganku dan Angel tiba-tiba
terjatuh diatas pangkuannya dan matanya tertutup untuk selamanya. Aku menangis
dan kemudian memeluk tubuh Alisya yang sudah terbujur kaku di atas kursi roda
itu. Aku tidak menyangka bahwa Alisya perempuan yang sangat aku cintai akan
meninggalkanku untuk yang kedua kalinya dan kali ini ia tidak akan pernah
kembali kepadaku lagi untuk selama-lamanya.
_ooTAMAToo_
Anda sedang membaca artikel tentang Bahagiaku Hilang karena Leukimia dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://my-axes-educate.blogspot.com/2012/06/bahagiaku-hilang-karena-leukimia.html . Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Bahagiaku Hilang karena Leukimia jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda, namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terimakasih.
Posting Komentar
Peraturan :
Karena beberapa kali terjadi penulisan komentar yang tidak sesuai dengan peraturan, maka banyak komentar yang admin hapus. Dan admin mengubah settingan komentar.
1. Silakan tulis komentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan artikel.
2. NO SARA, NO PORNO, NO KEKERASAN.
3. Dilarang menulis komentar yg sama pada setiap posting.
4. Akun anonim sudah dinonaktifkan.
5. Jika menggunakan Name dan URL, harus URL yang valid. (tidak berlaku/dinonaktifkan)
> Jika ditemukan komentar yang melanggar ketentuan ini akan dihapus.
> Berlaku untuk komentar mulai 21 April 2013 dan seterusnya.