Home
- . File Baru -> Korektor Kita Versi Massal , Absensi Guru Digital , Absensi Siswa , Buku Induk V2 , Program Konter Pulsa (Untuk Agen Pulsa) , Link Penting -> Daftar dan Dapatkan Penghasilan , Pasang Iklan Link Di Sini
Pengumuman!!!
Untuk sementara admin tidak melayani jasa pembuatan file / program dalam bentuk EXCEL (pada hari-hari sekolah). Karena admin sedang berkonsentrasi menuju UN 2014. Terimakasih atas perhatiannya!
Pengumuman!!!
Untuk sementara admin tidak melayani jasa pembuatan file / program dalam bentuk EXCEL (pada hari-hari sekolah). Karena admin sedang berkonsentrasi menuju UN 2014. Terimakasih atas perhatiannya!
Oleh : Elfa Kurnia Pratama (SMAN 1 Pati X-9)
Fresto
Hutatimur adalah seorang anak remaja berusia 17 tahun yang sangat tertarik
dengan dunia masa lalu atau yang biasanya disebut sejarah. Ia telah mengoleksi
berbagai macam barang yang berkaitan dengan sejarah. Salah satunya adalah
mainan dari lilin atau plastik yang berbentuk hewan purba yang sudah ia koleksi
semenjak 4 tahun lalu, mungkin koleksinya sekarang sudah ratusan hewan purba
dari yang kecil sampai seukuran bola basket. Selain itu, ia juga mempunyai hobi
yang unik, yaitu adalah bermain bola tangan. Saat bermain bola tangan, ia tak
sendirian, melainkan bermain dengan teman-temannya yang mempunyai hobi sama
dengan Fresto, Alex, Andro, Bona, Choirul, Denis, dan, Eksan adalah teman satu
sekolahan dengan Fresto yang suka bermain bola tangan. Mereka membentuk suatu
komunitas yang bernama THE HANDBALL BOY. Saya akan perkenalkan mereka satu
persatu mulai dari Alex, satu sekolahan dengan Fresto, namun ia berumur lebih
tua satu tahun dengan Fresto yang berumur 17 tahun. Alex yang telah lama
mengidolakan pemain film Ace Ventura sangat suka berpetualang ke suatu tempat
yang masih asing untuk dirinya, seperti berpetualang di daerah air terjun, gua,
sungai, dan daerah yang tentunya memacu adrenalin Alex. Yang kedua adalah
Andro, seorang anak remaja berumur sebaya dengan Fresto, tanggal dan bulan
lahirnya hanya terpaut satu minggu lebih tua Fresto. Rumahnya berdekatan dengan
area persawahan karena orang tuanya bekerja sebagai petani di daerah tersebut.
Dari ke-7 anak tersebut, mungkin Andro adalah anak yang paling pintar
dibandingkan ke-7 anak tersebut. Ia telah meraih berbagai macam prestasi,
diantaranya : juara II lomba LCC tingkat provinsi, juara I lomba debat bahasa
Inggris, juara II karya ilmiah remaja bertemakan seputar letak astronomi negara
Indonesia. Dijuluki sebagai THE FASTEST karena kecepatan dalam berlari, Bona
adalah anggota dari komunitas ini yang mempunyai kecepatan berlari yang
fantastis bagi anak seusia mereka. Bahkan ia mempunyai mimpi menjadi orang
tercepat di dunia yang saat ini masih dipegang oleh Usain Bolt dari Jamaika.
Choirul merupakan anggota yang sangat kalem kepribadiannya. Tetapi, jika ia
sudah bermain bola tangan, di dalam jiwanya seperti jiwa singa, sangat atraktif
dan kreatif. Ia juga merupakan anggota pecinta alam yang ada di sekolahannnya. Selanjutnya
adalah Denis. Seorang primadona bagi perempuan di sekolahannya, bahkan kakak
kelas senang dengannya. Julukan playboy melekat di diri Denis. Yang terakhir
adalah Eksan, seorang pemimpin atau kapten dalam tim sepak bola di SSB ADIDAS.
Teknik dan kedewasaannya dianggap mumpuni untuk menjadi kapten di teamnya. Sifat
humorisnya sangat menyenangkan teman-temannya.
Dua hari
setelah tim mereka bertanding dengan tim lain, mereka mengkoreksi
kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan saat bertanding, terutama Fresto yang
melakukan kesalahan lebih banyak dari teman-temannya. “Fres, kenapa kemarin lusa mainmu nggak kaya biasanya ?”, kata
Eksan. “Aku kepikiran mengenai suatu hal
San, sulit konsentrasi”, jawab Fresto. Lalu secara tiba-tiba Denis menyela
perbincangan mereka berdua dengan bahasa gaulnya. “Come On man, kenapa loe bisa ga konsen bro. Segera selesaikan
masalahmu bro, kalo perlu kita akan bantu”. “Terimakasih Den, tunggu tunggu
Alex, Choirul, Andro, dan Bona dulu sebelum aku ceritakan kronologi ceritanya”,
lanjut Fresto. Duapuluh menit
kemudian mereka datang secara bersamaan. Fresto mulai menceritakan mengenai hal
yang ingin ia lakukan yaitu mencari gua yang katanya banyak berlian dan banyak
fosil-fosil purbakala dari manusia gua dan beberapa jenis hewan gua. Namun
kendalanya adalah ijin orang tua mereka dan lokasi gua yang masih belum
terjamah manusia. Beberapa darimereka setuju namun ada pula yang kurang setuju
dengan alasan keselamatan diri dan peralatan yang kurang. Rencana Frestopun
ditunda selama beberapa tahun.
Setelah lulus SMA, Fresto dan
teman-teman lainnya mengambil jurusan favorit mereka sendiri-sendiri di
beberapa tempat kuliah ternama di negaranya, bahkan Andro mendapatkan beasiswa kuliah
gratis sampai lulus di GEOGRAPHIC UNIVERSITY di luar negeri. Langsung saja ia
menerima tawaran menggiurkan tersebut yang tentunya menjamin masa depannya
kelak. Suatu hari, disaat tempat kuliah mereka sedang berlibur,mereka semua
pulang kampung ke rumah orang tua masing-masing. Mereka juga tak lupa melakukan reunian dengan
teman-teman SMA mereka, terutama dengan THE HANDBALL BOYS. Satu persatu dari
mereka akhirnya setuju dengan ide Fresto yang sangat membahayakan ini. Apalagi
salah satu dari ke-7 anak ini ada yang diberi tugas untuk meneliti stalagmit dan stalagtit yang ada di dalam gua. Fresto senang melihat situasi
tersebut.
Hari Minggu dua hari setelahnya,
mereka berkumpul di markas besar mereka di rumah pohon dekat rumah Andro.
Mereka menyusun strategi dan peminjaman peralatan sembari menikmati pemandangan
area persawahan dan bukit di belakang sawah yang lekat dengan suasana pedesaan.
Tak terasa sudah 3 jam mereka di sana. Mereka beruntung berteman dengan Andro,
karena saat di sana ia mendapatkan makanan yang lumayan banyak sehingga mereka
puas dengan perencanaan kerjanya dan puas dengan keadaan perutnya yang kenyang
Sehari menjelang perjalanan situs
purbakala di gua, mereka habiskan dengan berkumpul-kumpul dengan anggota
komunitasnya. Saat mulai berkumpul, terlihat ada seorang perempuan datang
bersama Denis. “Eh, Denis bawa cewek!!” teriak Bona kepada teman-temannya.
Sontak mereka semua berlari menuju Bona. “Oiya
benar, kira-kira itu siapa ya? Atau mungkin pacar barunya yang ke-13?”
sahut Eksan dengan bercanda. Teman-temannya tertawa terbahak-bahak karena
lelucon Eksan, namun lain dengan Alex. Wajahnya berkeringat seakan-akan sedang
ketakutan. “Bro, kenapa bro?” tanya
Fresto. “Wah bro, ane kebelet nih bro,
pinjem kamar mandi dong bro” sahut Alex. “Silahkan tuan Alex, kamar mandinya ada di belakang” lanjut Andro
sedikit cekikikan melihat tingkah Alex.
Tak lama berselang, Denis memperkenalkan temanny. “Teman-teman, perkenalkan, ini teman saya namanya Siska, ia teman satu
kuliahku, mengambil jurusan sejarah dan ia kepingin ikut kita berpetualang”.
“Apa kamu siap menerima resiko dari perjalanan ini?” tanya Fresto dengan wajah
serius. “Siap 100%” jawab Siska dengan semangat. “Kalau begitu, selamat datang di komunitas kami”. Mereka semua
senang dengan kedatangan Siska. Oh ya, bagaimana nasib Alex selanjutnya ya? .
Alex ternyata tertidur saat berada di kamar mandi dan keluar 2 jam setelah
Siska datang. “Sorry bro, tadi di WC ketiduran” Alex berkata. “Wah, parah loe
bro” jawab Denis. Pukul 17.00 mereka semua berpamitan dengan orang tua Andro
dan bersiap-siap untuk perjalanan ke penginapan di sekitar lokasi penelusuran.
Masing-masing dari mereka membawa peralatan berupa ransel, sleeping bed, baterai,
dan peralatan yang sekiranya diperlukan saat melakukan penelusuran.
Waktu menunjukkan pukul lima pagi
dan mereka telah berkumpul seperti biasanya di pelataran penginapan. Sebelum
memulai perjalanan, mereka berdoa terlebih dahulu. Selesai berdoa mereka mulai
berangkat ke daerah tersebut. Choirul memimpin teman-temannya menelusuri hutan
dan segala rintangan alam yang ada di dalam hutan. Rintangan pertama datang
ketika Bona melihat sesosok ular yang lumayan besar sebesar kaki orang dewasa.
Mereka bekerjasama untuk mengatasi perlawanan ular yang sedari tadi terus memperhatikan
mereka. Dengan menggunakan Alex sebagai pengalih perhatian ular, Choirul
menangkap kepala ular dan langsung menyergapnya dari belakang. Selanjutnya ular
itu dibuang jauh-jauh dari mereka. Selang beberapa saat, rintangan kedua ada di
depan mata. Yaitu sungai yang airnya mengalir deras. Sebelum melanjutkan
perjalanan menyelusuri sungai yang deras, mereka beristirahat sejenak untuk
mengumpulkan energi yang terkuras selama perjalanan. “Wah, capek bro. Istirahat
dulu saja bro.” pinta Bona. “Yasudah, maksimalkan istirahat kalian, 15 menit
lagi kita berangkat,makin cepat makin baik.” sahut Choirul. Fresto dan Andro
melakukan orientasi peta dan orientasi medan untuk mengetahui dimana lokasi
mereka berdiri. Sedangkan sisanya ngobrol sambil memakan makanan ringan. Selang
15 menit, mereka melanjutkan perjalanan dengan energi yang sudah terisi
kembali. “Saya akan memberikan instruksi,
jadi dengarkan dengan baik-baik. Nanti saat menyeberang sungai, saya ada di
depan, disusul Andro, Bona, Siska, Alex, Denis, Eksan dan Fresto.Untuk Fresto,
saat kami menteberang, kamu pegangan pohon dengan erat supaya kita tidak
hanyut, begitupula sebaliknya, saya akan berpegangan pohon saat sampai seberang
sungai. Mengerti semuanya?” instruksi Choirul kepada teman-teman. “Mengerti” lanjut teman-teman. Mereka
mulai menjalankan instruksi dari sang ketua mereka Choirun Alam Hernansyah. Dengan
susah payah mereka melewati sungar air deras itu dengan penuh perjuangan dan
basah-basahan. “Huh, ternyata
perjalanannya ga semudah yang gue bayangin” kata Denis. “Ah, jangan manja dong bro, yang cewek aja
ga pernah mengeluh kok yang cowok malah mengeluh. Ayo semangat ya” sahut
Andro menyemangati teman-teman yang lain. “Kalian
koknggak senyum?” tanya Siska. “Kenapa
kok kami disuruh tersenyum? Emang ada apa?” sahut Bona. “Tuh, lihat saja di samping kanan kalian”
sambung Siska sambil menunjuk sebelah kanan mereka. Mereka menengok ke kanan
dan tiba-tiba “Horeeeee”, mereka berteriak kegirangan setelah mereka mendapat
kejutan berupa gua yang asing bagi mereka. Gua itu berada sedikit lebih tinggi
dari pijakan mereka sekarang. Mereka mulai masuk ke dalam gua dengan strategi
yang telah disusun sebelumnya. Di dalam gua mereka menemukan keindahan alam
yang menakjubkan, berupa stalagmit dan stalagtit yang sangat indah. Menelusuri
sisi gua lebih dalam, mereka mulai menemukan beberapa tulang belulang hewan
yang bukan purba tergeletak di lantai gua. Setelah masuk gua, rintangan belum
berakhir dengan adanya ratusan kelelawar buah yang ada di gua dan cukup mengganggu
perjalanan mereka. Mata mereka tak berkedip seakan mereka melihat hantu, tapi
bukan hantu yang ia lihat melainkan sebongkah berlian murni yang berada di
dinding gua. Mata mereka tak berkedip dan tak berselang lama mata Andro,
Fresto, Siska dan Denis berkaca-kaca seakan-akan mereka tak percaya dapat
melakukan hal sejauh ini. “Aku boleh
ambil berlian ini?” tanya Bona. “Eh,eh,eh...jangan
di ambil, itu sepenuhnya milik alam, bukan milik kita, kita tidak diperkenankan
mengambil milik alam yang tidak ada gunanya untuk hidup kita” sahut Andro
yang mempunyai IQ tinggi.
Mereka terus melanjutkan
perjalanan, 2km dari temuan berlian, mereka menemukan sebuah makam dari batu
dan di dalamnya terdapat fosil manusia purba yang telah membatu bersama dengan
21 kuburan yang lain. Namun hanya 3 kerangka manusia yang dapat dibawa pulang
dan didimpan di museum nasional. Mereka senang dengan hasil mereka yang
memuaskan. Fresto menangis bahagia karena sebelumnya ia belum pernah merasakan
sensasi perjalanan yang sangat ekstrem seperti ini. Mereka mengambil semua
fosil tersebut untuk diserahkan kepada museum. Tim ekspedisi ini memang
mempunyai tujuan untuk menemukan situs purbakala dan membawa fosil ke museum
nasional untuk edukasi dan rekreasi. Tak berselang lama, gangguan datang dari
para pencuri yang ingin mencuri hasil gua. Tim yang dipimpin Choirul telah siap
menghadapi para perampok yang berjumlah 5 orang ini. Bermodalkan teknik bola
tangan yang mereka pelajari, dan terdapat satu wanita yang merupakan didikan
akademi seni bela diri capoera Indonesia yang telah 3 tahun berlatih. Mereka
menghadapi para perompak yang mempunyai badan gemuk dan badan yang mempunyai
kulit berwarna cokelat gelap. Fresto dan Alex bekerjasama melawan seorang
perompak, Choirul sendirian melawan perompak, Andro melawan seorang perompak,
Denis dan Eksan melawan seorang perompak, Bona dan Siska bekerjasama menduetkan
bela diri kungfu dengan capoera menghadapi seorang perompak. Pertarungan
berjalan seru dengan berhasilnya THE
HANDBALL BOYS meringkus perampok berlian ini. Meski tangan Andro sedikit
robek karena senjata tajam yang dibawa perompak dan pipi Alex yang sedikit
memar, namun kepuasan hinggap di wajah mereka. Tak lupa pula mereka memotret
keadaan gua tersebut, dan memotret teman-teman lainnya. Untuk kenang-kenangan
mereka memotret segerombolan perompak tersebut. Mereka melanjutkan perjalanan
ke luar gua dan beristirahat satu malam untuk memulihkan keadaan. Sembari
memakan makanannya yang mereka bagi kepada perampok tersebut, mereka membuat
api unggun untuk menghangatkan badan dan mengusir hewan-hewan yang tidak
diundang.
Keesokan harinya, langit masih
gelap dan dengan wajah yang bersemangat mereka perlahan-lahan berjalan pulang
ke penginapan. Saat perjalanan pulang mereka tak menemukan rintangan yang berat
sehingga beberapa anggota berjalan dengan santai dan nyaman. Sesampainya di
area penginapan, Fresto segera menelepon pihak kepolisian untuk segera
menangkap para perompak yang bernasib buruk itu. “Kasihan para perampok itu,
untung saja kita dapat menghadapinya” kata Fresto. “Iya benar Fres, kasihan
mereka... namun apa boleh buat, hukum tetap hukum dan harus ditegakkan”. Sahut
Siska. “Iya benar” lanjut Fresto. “Eh, ngomong-ngomong kan kita harus
menyerahkan fosil-fosil ini ke museum?” kata Alex. “Benar, langsung saja kita pergi ke museum” Fresto menjawab dengan
berjalan. Mereka berjalan dengan gagahnya, tiba-tiba Eksan berhenti dan
berpikir ”Eh, ngomong-ngomong kita ke
museum naik apa?”. Sontak mereka berhenti berjalan dan menengok ke arah
Eksan. Choirul menjawab pertanyaan Eksan ”kita
naik angkot saja ya”. Mereka semua setuju dan mulai berangkat. Sesampainya
di museum mereka berhenti sebentar dan membayar uang angkot “Berapa bang?” tanya Bona. “Enambelas ribu dek” jawab bapak sopir
angkot. “Terimakasih bang, semoga sukses”
sahut Bona. Mereka masuk ke dalam museum dan menyerahkan fosil-fosil yang
mereka temukan. Pihak museum kaget dengan temuan yang diperoleh oleh 8
mahasiswa semester awal yang bernyali besar untuk mendapatkan fosil-fosil
tersebut. Secara sepakat pihak museum dan pemerintah memberi imbalan kepada
delapan mahasiswa itu dengan menanggung seluruh uang pembayaran kuliah mereka,
dan khusus untuk Andro akan diberikan uang tunai yang cukup besar. Tidak cuma
itu, pihak museum akan menyimpan temuan mereka di dalam sebuah ruangan khusus
yang akan diberi nama sesuai dengan nama komunitas mereka yaitu THE HANDBALL
BOYS dan kali ini kata “BOYS” akan diganti dengan kata “EIGHT” menjadi THE
HANDBALL EIGHT sesuai jumlah mereka.
Sepulang dari museum, mereka
kembali ke rumah Andro dan beristirahat sejenak sambil menikmati jamuan dari
ibu Andro. Mereka saling bertukar pendapat mengenai perjalanan yang mereka
lakukan. Setelah beberapa jam berkumpul mereka pulang dengan gembira. Mereka
menceritakan perjalanan yang mereka rasakan kepada orang tua mereka dengan
bangga. Seminggu kemudian pemerintah dan presiden memberi piagam penghargaan
atas apresiasi mereka dalam perkembangan ilmu teknologi sejarah. Mereka
didaulat menjadi pencari fosil termuda di Indonesia dengan umur tak lebih dari
19-20 tahun. Tak lupa ia membagikan foto-foto mereka di jejaring sosial
masing-masing. Mereka juga membeli buku album untuk kenang-kenangan mereka
berdelapan. Sejak itulah mereka menjadi orang-orang yang sukses dalam karir dan
kehidupan sosialnya.
Anda sedang membaca artikel tentang SITUS PURBAKALA dan anda bisa menemukan artikel ini dengan url http://my-axes-educate.blogspot.com/2012/06/situs-purbakala.html . Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel SITUS PURBAKALA jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda, namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terimakasih.
Posting Komentar
Peraturan :
Karena beberapa kali terjadi penulisan komentar yang tidak sesuai dengan peraturan, maka banyak komentar yang admin hapus. Dan admin mengubah settingan komentar.
1. Silakan tulis komentar dengan bahasa yang sopan dan berkaitan dengan artikel.
2. NO SARA, NO PORNO, NO KEKERASAN.
3. Dilarang menulis komentar yg sama pada setiap posting.
4. Akun anonim sudah dinonaktifkan.
5. Jika menggunakan Name dan URL, harus URL yang valid. (tidak berlaku/dinonaktifkan)
> Jika ditemukan komentar yang melanggar ketentuan ini akan dihapus.
> Berlaku untuk komentar mulai 21 April 2013 dan seterusnya.